PEMBELAJARAN TERPADU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan
makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu
merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat
dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata
pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru,
harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari pembelajaran terpadu ?
2. Bagaimana
karakteristik pembelajaran terpadu ?
3. Apa saja
model-model pembelajaran terpadu ?
4. Bagaimana penerapan pembelajaran terpadu ?
5. Apa saja
kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian dari pembelajaran terpadu
2. Mengetahui
karakteristik pembelajaran terpadu
3. Mengetahui
model model dari pembelajaran terpadu
4. Mengetahui
penerapan pembelajaran terpadu
5. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa
aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini
memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Beberapa pengertian dari
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran
terpadu diantaranya :
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan
variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan
dalam suasana pendidikan progresif yaitu:
1.
Kurikulum terpadu (integrated
curriculum)
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada
2.
Hari terpadu (integrated day)
Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari
tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan
minat mereka
3.
Pembelajaran terpadu (integrated
learning).
Pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan
secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema.
Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua
pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian
pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar
seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka
pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami.
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Terdapat
beberapa karakteristik yang perlu Anda pahami dari pembelajaran terpadu. Coba
perhatikan uraian berikut ini, kemudian Anda bandingkan dengan pembelajaran
konvensional yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah saat ini.
1. Pembelajaran
terpadu berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.
Pembelajaran terpadu dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.
Dalam pembelajaran terpadu pemisahan
antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di
kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema- tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Pembelajaran terpadu menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal
ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes
(fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
C. Model-Model Pembelajaran Terpadu
1. Model Penggalan
(Fragmented)
Model ini adalah pembelajaran yang
dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata
pelajaran, misalnya, mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan
sebagainya yang diajarkan secara terpisah.
2. Model
Terhubung (connected)
Model keterhubungan adalah model
pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu
topik dengan topik yang lain dalam satu bidang studi, misalnya, menghubungkan
konsep dengan kosep menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Model Sarang
(Nested)
Pembelajaran
terpadu model nested adalah suatu model pembelajaran terpadu yang kaya dengan
rancangan oleh kemampuan guru.
4. Model Urutan/
Rangkaian (Sequenced)
Sequenced
adalah model pembelajaran terpadu di mana pada saat guru mengajarkan suatu mata
pelajaran maka ia dapat menyusun kembali urutan topik suatu mata pelajaran dan
dimasukkannya topik mata pelajaran lain ke dalam urutan pengajarannya itu,
tentu saja dalam topik yang sama atau relevan. Pada intinya satu mata pelajaran
membawa serta pelajaran lain dan sebaliknya.
5. Model Bagian
(Shared)
Shared
adalah suatu model pembelajaran terpadu di mana pengembangan disiplin ilmu yang
memayungi kurikulum silang, contohnya, Matemaika dan IPA disejajarkan sebagai
ilmu pengetahuan. Kesusastraan dan Sejarah digabung pada label kemanusiaan,
seni, musik, menari dan drama di bawah payung kesenian yang pokok, teknologi
komputer dan industri rumah tangga sebagai kesenian yang perlu dipraktikan.
6. Model Jaring
Laba-laba (Webbed)
Webed
adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu
misalnya, transportasi. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru
dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema
disepakati, kemudian dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitan
dengan bidang-bidang studi lainnya. Dari sub-sub tema ini dikembangkan
aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa.
7. Model Galur (Threaded)
Threaded
adalah suatu model pendekatan seperti melihat melalui teropong di mana titik
pandang (focus) dapat mulai dari jarak terdekat dengan mata sampai titik
terjauh dari mata.
8. Model Keterpaduan
(Integrated)
Integrated
adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model
ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan
prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, prinsip, dan sikap
saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.
9. Model
Celupan (Immersed)
Model
ini dimaksudkan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan
suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari
berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu
yang diminatinya dalam suatu ide.
10. Model Jaringan (Networked)
Networked adalah model pembelajaran
terpadu yang berhubungan dari sumber luar sebagai masukan dan semuanya
meningkatkan yang baru dan meluaskan ide-ide atau mengembangkan ide-ide.
Misalnya, seorang arsitek mengadaptasi teknologi untuk mendesain network dengan
teknik program dan meluaskan pengetahuan dasar seperti dia telah mengerjakan
secara tradisional dengan pendisain bagian dalam ruangan.
D.
Penerapan Pembelajaran Terpadu
Didalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru
melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka
macam bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu. Ragam ini bisa ditentukan oleh
sifat materi, yang dipadukan cara memadukan materinya, perencanaan pemaduannya,
waktu pelaksanaannya, serta dilihat dari unsure pemicunya.
Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu:
1. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan,
maka sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu, yaitu :
a.
Pembelajaran terpadu intra
bidang studi, dan
b.
Pembelajaran
terpadu antar bidang studi
Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang
dipadukan adalah materi-materi (pokok
bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep, ketrampilan atau nilai) dalam
satu bidang studi. Suatu pembelajaran yang memadukan materi pengukuran, rasio,
pecahan, operasihitung, misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi
matematika. Pembelajaran yang memadukan ketrampilan menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis misalnya, adalah pembelajaran terpadu intra bidang
Bahasa Indonesia.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan konsep, sub konsep,
pokok bahasan, sub pokok bahasan bidang studi yang satu dengan bidang
studi-bidang studi yang lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang
studi. Satu pembelajaran yang memadukan Matematikadan IPA, misalnya
dikatakansebagai pembelajaran terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA.
Pembelajaran terpadu juga bias terjadi antara IPA,IPS, Mtematika, dan Bahasa
Inddonesia.
2. Ditinjau dari cara memadukan materinya
Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu, guru terkadang masih memperhatikan
secara tegas batas-batas antara bidang studi dengan yang lain. Namun
kadang-kadang pula batas-batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain
sudah sangat samar, hampir seperti tidak ada sekat yang membatasinya. Dalam
praktiknya, jika suatu tema sudah ditetapkan, maka guru bersama siswa mengkaji tema tersebut
dari sudut pandang masing-masing bidang studi. Berdasarkan tema tersebut, guru
(bersama siswa) menentukan unsur-unsur bidang
studi yang bias dipelajari tanpa harus ada tupang tindih dengan bidang
studi yang lain. Jika suatu tema sudah ditetapkan, misalnya “banjir”, siswa
diajak mempelajari aspek matematika, aspek IPA, aspek IPS dari banjir tersebut
tanpa memperhatikan keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam Matematika,
IPA, dan IPS.
Sementara itu, bisa juga terjadi pembelajaran yang mengakibatkan siswa
harus memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi. Siswa
tidak hanya dituntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang studi,
melainkan harus mengoperasikannya sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang
utuh. Umumnya hal ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
3. Ditinjau dari perencanaan
panduannya
Pembelajaran terpadu ada kalanya
terjadi melalui proses perencanan yang matang, namun ada kalanya pula
terjadi secara spontan. Guru dapat
merancang sejak dari awal pembelajaran terpadu yang segala aktivitasnya
diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat memilih tema yang dapat
menjadi payung untuk memadukan beberpa bidang studi serta menyusun kegiatan
belajar berdasarkan tema tersebut.
Ada kalanya
guru tidak merencanakan secara matang keterpaduan antara konsep satu dengan
konsep yang lainnya, namun dalam proses belajar mengajar guru dapat mengaitkan
materi lain dengan materi yang sedang diajarkannya, sehingga memungkinkan gurur
untuk melaksanakan pembelajaran terpadu. Misalnya
dalam pembahasan konsep air di IPS dapat dikaitkan dengan konsep air di IPA.
4. Dilihat dari waktu
pelaksanaannya
Waktu pelaksanaan pembelajaran
terpadu bisa bermacam-macam. Ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu yaitu
apabila materi yang diajarkan cocok apabila diajarkan secara terpadu.
Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu dikatakan pembelajaran
terpadu temporer yang jadwalnya tidak teratur. Pembelajarn tersebut bersifat
situasional. Ada juga yang pelaksanaannya secara periodik, seperti pada akhir
pekan, tengah semester, atau akhir
semester. waktu pelaksanaannya telah dirancang secara pasti. Selain itu,
pembelajarn terpadu dapat juga dilaksanakan seharian penuh. Selama satu hari
penuh siswa belajar sesuai dengan yang diinginkannya. Oleh karena itu, tidak
perlu heran apabila dalam pembelajaran terpadu yang demikian siswa terlihat
sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajarn yang demikian dikenal dengan integrated day atau hari terpadu.
5. Dilihat dari unsur pemicu
keterpaduan
Guru dapat menganalisis kurikulum
yang ada untuk mencapai keterpaduan. Seperti membuat peta konsep dan menemukan tema
berdasarkan konsep-konsep yang saling tumpamng tindih tersebut. Dan berdasarkan
analisis tersebut, guru menyusun program ppembelajarn terpadu yang
memungkinkan. Selain itu, guru juga dapat menciptakan tema terlebih dahulu,
kemudian berdasarkan tema yang telah dipilih guru menjalankan kegiatan belajar
mengajar yang memadukan bidang-bidang studi yang berkaitan.
E.
Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Dari gambaran
tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
1. Kelebihan tersebut
didasari oleh beberapa alasan.
a.
Materi
pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah
memahami sekaligus melakukannya.
b.
Siswa juga
dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang
satu dengan mata pelajaran lainnya.
c.
Dengan bekerja
dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek
afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
d.
Pembelajaran
terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
e.
Dengan
pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar
siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
2. Kekurangan
a.
Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan
berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk
terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran
terpadu akan sulit terwujud.
b.
Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang
relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif
dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
c.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran:
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup
banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini
akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga
akan terhambat.
d.
Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
e.
Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain
dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru
lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
f.
Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang
kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan
latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuatan
yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain dengan
menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena
beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus, tumpang tindih materi juga
dapat dikurangi bahkan dihilangkan, peserta didik dapat melihat hubungan yang
bermakna antar konsep.
Kelemahan
dari pembelajaran terpadu secara umum adalah pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan bidang kajian lain.
Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru berkecenderungan
menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan
pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
Model-model
pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991: 61-65)
yaitu model fragmen, model terhubung, model tersarang, model terurut, model
terbagi, model jaring laba-laba, model pasang benang, model integrasi, model
terbenam, model jaringan.
B. Saran
Guru
diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam
proses pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual teknik,
metode dan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model-model pembelajaran
sehingga pembelajaran tidak membosankan dan pesan pembelajaran dapat
tersampaikan dengan baik serta bermakna bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Resmini, Novi, dkk. (1996). Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran
Terpadu.
Malang: IKIP
Malang.
Tim
Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran
Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Departemen Kebudayaan dan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Trianto.
2012. Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Andayani
dkk.2008.Pembelajaran Terpadu Di SD.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Ihat
Hatimah. 2003. Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung. CV.
Andira.
Trianto
,S.pd.,M.pd. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek.
Jakarta: prestasi pustaka publisher.
Komentar
Posting Komentar